26
Mar
08

Sarang Penyu dan Ikan Napoleon

PULAU Belitung memiliki gugusan pulau-pulau kecil di sekelilingnya. Pulau-pulau ini memiliki beragam potensi untuk dikembangkan. Seperti Pulau Memperang, Pulau Nangka, Pulau Pesemut, dan Pulau Pesambung di Kabupaten Belitung Timur.

Kondisi dan Keadaan Perairan
1. Pulau Pesambung (luas : 6 hektar)
– Aksesibilitas : dua jam dari Pelabuhan Manggar dengan menggunakan perahu motor.
– Tidak ditemukan sarang penyu.
– Dijumpai anakan napoleon wrase (cheilinus undulatus).


2. Pulau Nangka (luas : 50 Hektar)

– Aksesibilitas : 5-6 jam dari Pelabuhan Manggar dengan menggunakan perahu motor.
– Ditemukan sarang penyu.
– Dijumpai anakan ikan napoleon wrase (cheilinus undulatus).


3. Pulau Pesemut (luas : 5 Hektar)

– Aksesibilitas : 6 jam dari Pelabuhan Manggar dengan menggunakan perahu motor.
– Ditemukan sarang penyu.
– Dijumpai ikan napoleon wrase (cheilinus undulatus)

4. Pulau Memperang (luas : 4 Hektar)

– Aksesbilitas : 6 jam dari Pelabuhan Manggar dengan menggunakan perahu motor.
– Ditemukan sarang penyu.
– Dijumpai ikan napoleon wrase (cheilinus undulatus)

Sumber: Hasil survei DKP Provinsi Babel Oleh PT Bentareka Cipta disampaikan melalui DPC HNSI Kabupaten Beltim.

Empat pulau ini merupakan gugusan pulau terluar perairan laut Beltim. Kawasan pulau-pulau ini dikenal sebagai tempat perkembangbiakan hewan penyu dan ikan jenis napoleon. Penyu dan ikan napoleon banyak bertelur di sekitar di perairan laut pulau-pulau ini.

Penyu hijau (green turtle, chelonia mydas) dan penyu sisik (hawksbill, eretmochelys imbricata), serta ikan napoleon wrase (cheilinus undulatus) dengan ukuran besar banyak ditemukan di sekitar perairan laut Pulau Memperang dan Pulau Pesemut. Sedangkan anakan ikan napoleon banyak terdapat di sekitar perairan laut Pulau Nangka dan juga Pulau Pesambung.

Temuan ini berdasarkan hasil survei PT Bentareka Cipta, konsultan rekanan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Babel saat survei bersama Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Beltim beberapa waktu lalu.

“Dari hasil survei ini diharapkan ada tindak lanjut dari pihak pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi, untuk dijadikan sebagai kawasan konservasi penyu dan ikan napoleon. Karena di pulau-pulau ini ditemukan sarang penyu dan di perairan lautnya terdapat ikan napoleon,” ungkap Ketua DPC HNSI Kabupaten Beltim, Herman kepada Grup Bangka Pos, Jumat (21/3).

HNSI kebetulan ikut mendampingi tim survei saat melakukan survei di kawasan ini selama tiga hari. Rombongan mendatangi satu persatu pulau ini menggunakan kapal perahu motor, melakukan penyelaman dan pengambilan gambar di sekitar perairan pulau tersebut.

Keberadaan kawasan konservasi penyu dan ikan napoleon ini diharapkan dapat dilindungi dan dijaga kelestarian habitatnya dari ancaman kepunahan. Selain itu, kawasan ini dapat pula dijadikan sebagai daerah penelitian.
“HNSI siap untuk membantu dalam hal ini, yang penting harus ada dukungan dari semua pihak terutama pemerintah daerah, melibatkan warga yang tinggal di pulau tersebut untuk bersama-sama menjaga dan memeliharanya,” kata Herman.

Herman mengatakan jika pemerintah daerah lambat menindaklanjutinya dan menetapkannya menjadi kawasan konservasi penyu dan ikan napoleon, tidak menutup kemungkinan populasi hewan langka ini lambat laun akan berkurang bahkan akhirnya punah.

Ia memberi contoh di Kepulauan Seribu, yang saat ini terdapat semacam daerah konservasi penyu di suatu pulaunya. Di pulau itu dibuat tempat proses penakaran dilengkapi peralatan untuk proses penetasan telur penyu.


0 Tanggapan to “Sarang Penyu dan Ikan Napoleon”



  1. Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar


Maret 2008
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
31  

Komentar Terbaru